Kota Bitung adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Kota yang dari suku bangsa Minahasa sub etnis Tonsea ini memiliki perkembangan yang cepat karena terdapat pelabuhan laut yang mendorong percepatan pembangunan. Kota Bitung terletak di timur laut Tanah Minahasa. Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki gunung Dua Saudara[6] dan sebuah pulau yang bernama Lembeh.

Banyak penduduk Kota Bitung yang berasal dari suku Sangir, sehingga kebudayaan yang ada di Bitung tidak terlepas dari kebudayaan yang ada di wilayah Nusa Utara tersebut. Kota Bitung merupakan kota industri, khususnya industri perikananBadan Pusat Statistik kota Bitung tahun 2021 mencatat jumlah penduduk kota Bitung tahun 2020 sebanyak 225.134 jiwa, dengan kepadatan 718 jiwa/km2.[2]

Lambang[sunting | sunting sumber]

Lambang daerah Kota Bitung diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 1 Tahun 1991. Bentuk dasar dari lambang daerah Kota Bitung adalah segi lima dengan warna dasar biru laut dan garis pinggir berwarna merah. Di dalam segilima terdapat gambar setangkai daun pohon bitung berwarna hijau sebanyak 17 helai yang dihubungkan oleh 8 lingkaran kecil bergaris pinggir hitam. Di dalam segilima juga terdapat setangkai mayang kelapa yang belum mekar berjumlah 45 berwarna kuning emas. Pada bagian tengah dari segilima terdapat sketsa yang bergambarkan sepasang ikan berwarna perak, seekor burung Manguni berwarna hitam dan gunung Dua Saudara yang berwarna hijau. Bagian tengah lambang juga bergambar sebuah jangkar berwarna perak, sebuah bangunan industri, kantor pemerintahan, dan bangunan perdagangan. Tulisan Kota Bitung berada di bagian bawah lambang pada bagian dalam pita putih dengan garis pinggir merah.[7]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Menurut cerita sejarah, nama Bitung diambil dari nama sebuah pohon ( Barringtonia asiatica (L) yang banyak tumbuh di daerah utara Jazirah Pulau Sulawesi. Penduduk yang pertama yang memberikan nama Bitung adalah Dotu Hermanus Sompotan yang dalam bahasa daerah disebut dengan Tundu'an atau pemimpin. Dotu Hermanus Sompotan tidak sendirian tetapi pada saat itu dia datang bersama dengan Dotu RottiDotu WullurDotu GandaDotu KatuukDotu Lengkong. Pengertian kata Dotu adalah orang yang dituakan atau juga bisa disebut sebagai gelar kepemimpinan pada saat itu, sama seperti penggunaan kata Datuk bagi orang-orang yang ada di Sumatra. Mereka semua dikenal dengan sebutan 6 Dotu Tumani Bitung, mereka membuka serta menggarap daerah tersebut agar menjadi daerah yang layak untuk ditempati, mereka semua berasal dari Suku Minahasa, etnis Tonsea.

Daerah pantai yang baru ini ternyata banyak menarik minat orang untuk datang dan tinggal menetap sehingga lama kelamaan penduduk Bitung mulai bertambah. Sebelum menjadi kota, Bitung hanyalah sebuah desa yang dipimpin oleh Arklaus Sompotan sebagai Hukum Tua (Lurah) pertama desa Bitung dan memimpin selama kurang lebih 25 tahun, yang pada saat itu Desa Bitung adalah termasuk dalam Kecamatan Kauditan.

Dari Sekitar tahun 1940-an, para pengusaha perikanan yang mengusahakan Laut Sulawesi tertarik dengan keberadaan Bitung dibandingkan Kema (di wilayah Kabupaten Minahasa Utara sekarang) yang dulunya merupakan pelabuhan perdagangan, karena menurut pandangan mereka Bitung lebih strategis dan bisa dijadikan pelabuhan pengganti Kema. Seiring dengan perkembangan, Bitung sebagai suatu kawasan yang strategis serta jumlah penduduk yang semakin bertambah. dengan pesatnya sekarang, maka Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1975 tanggal 10 April 1975 Bitung diresmikan sebagai Kota Administratif pertama di Indonesia.

Pohon Bitung.jpg


Geografi[sunting | sunting sumber]

Kota Bitung terletak pada posisi geografis di antara 1° 23' 23" - 1° 35' 39" LU dan 125° 1' 43" -1 25° 18' 13" BT dan luas wilayah daratan 304 km².

Batas wilayah[sunting | sunting sumber]

Batas wilayah Kota Bitung adalah sebagai berikut:

UtaraKabupaten Minahasa Utara
TimurLaut Maluku
SelatanLaut Maluku
BaratKabupaten Minahasa Utara

Topografi dan Iklim[sunting | sunting sumber]

Dari aspek topografis, sebagian besar daratan Kota Bitung berombak berbukit 45,06%, bergunung 32,73%, daratan landai 4,18% dan berombak 18,03%. Di bagian timur mulai dari pesisir pantai Aertembaga sampai dengan Tanjung Merah di bagian barat, merupakan daratan yang relatif cukup datar dengan kemiringan 0-150, sehingga secara fisik dapat dikembangkan sebagai wilayah perkotaanindustriperdagangan dan jasa.

Di bagian utara keadaan topografi semakin bergelombang dan berbukit-bukit yang merupakan kawasan pertanian, perkebunan, hutan lindungtaman margasatwa dan cagar alam. Di bagian selatan terdapat Pulau Lembeh yang keadaan tanahnya pada umumnya kasar ditutupi oleh tanaman kelapahortikultura dan palawija. Disamping itu memiliki pesisir pantai yang indah sebagai potensi yang dapat dikembangkan menjadi daerah wisata bahari.

sembunyiData iklim Bitung, Sulawesi Utara, Indonesia
BulanJanFebMarAprMeiJunJulAgtSepOktNovDesTahun
Rata-rata tertinggi °C (°F)29.4
(84.9)
29.5
(85.1)
29.7
(85.5)
30.7
(87.3)
30.8
(87.4)
30.9
(87.6)
31.9
(89.4)
31.5
(88.7)
31.6
(88.9)
30.8
(87.4)
30.6
(87.1)
29.9
(85.8)
30.61
(87.09)
Rata-rata harian °C (°F)25.8
(78.4)
25.9
(78.6)
26.1
(79)
26.5
(79.7)
26.7
(80.1)
27.7
(81.9)
27.8
(82)
27.6
(81.7)
26.8
(80.2)
26.7
(80.1)
26.6
(79.9)
26.2
(79.2)
26.7
(80.07)
Rata-rata terendah °C (°F)22.3
(72.1)
22.3
(72.1)
22.5
(72.5)
22.4
(72.3)
22.7
(72.9)
23.2
(73.8)
23.5
(74.3)
22.3
(72.1)
21.9
(71.4)
21.2
(70.2)
22.3
(72.1)
22.2
(72)
22.4
(72.32)
Presipitasi mm (inci)387
(15.24)
319
(12.56)
277
(10.91)
258
(10.16)
234
(9.21)
182
(7.17)
155
(6.1)
124
(4.88)
137
(5.39)
176
(6.93)
263
(10.35)
331
(13.03)
2.843
(111,93)
Rata-rata hari hujan21181514131110910111419165
kelembapan86868584838277757679838581.8
Rata-rata sinar matahari bulanan1881921992042022042162232092021921902.421
Sumber #1: Climate-Data.org[8]
Sumber #2: Weatherbase[9]

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Daftar Wali Kota[sunting | sunting sumber]

No.Wali Kota AdministratifMulai menjabatAkhir jabatanPrd.Keterangan
1No image.svgW. A. Worang197519791
2Bupati Minahasa Karel Senduk.jpgDrs.
Karel Lasut Senduk
197919862
3Sinyo Harry Sarundajang.jpgDrs.
Sinyo Harry Sarundajang
198619903
No.Wali Kota[10]Mulai menjabatAkhir jabatanPrd.Wakil Wali KotaKeterangan
1Sinyo Harry Sarundajang.jpgDrs.
Sinyo Harry Sarundajang
199019954
199520005
2Milton Kansil.jpgMilton Kansil
SE
Agustus 2000Agustus 20056Cornelis Supit
3Wali Kota Bitung Hanny Sondakh.jpgHanny Sondakh21 Februari 200621 Februari 20117Robert Lahindo
SH
21 Februari 201121 Februari 20168Maximiliaan Jonas Lomban
SE, MSi
4Wali Kota Bitung Maximiliaan Jonas Lomban.jpgMaximiliaan Jonas Lomban30 Maret 201631 Maret 20219Ir.
Maurits Mantiri
MM
5Ir. Maurits Mantiri. M.M. Walikota Kota Bitung Periode 2021-2025.jpgIr.
Maurits Mantiri
MM
31 Maret 2021Petahana10Henky Honandar, S.E. Wakil Walikota Kota Bitung Periode 2021-2025.jpgHengky Honandar
SE


Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Partai PolitikJumlah Kursi dalam Periode
2014-20192019-2024
  PKB1Penurunan 0
  Gerindra4Penurunan 1
  PDI-P4Kenaikan 8
  Golkar3Kenaikan 4
  NasDem4Kenaikan 7
  Perindo(baru) 1
  PPP1Penurunan 0
  PAN1Kenaikan 2
  Hanura2Penurunan 0
  Demokrat4Penurunan 2
  PKPI6Penurunan 5
Jumlah Anggota30Steady 30
Jumlah Partai10Penurunan 8

Berikut adalah komposisi fraksi DPRD periode 2019–2024:[11]

No.FraksiPartaiKetuaJumlah Kursi
1Fraksi PDIP  PDI-PGeraldi Mantiri8
2Fraksi NasDem  NasDemGlen Lomban7
3Fraksi PKPI  PKPILanny Sondakh5
4Fraksi Golkar  GolkarErwin Wurangian4
5Fraksi Demokrat Persatuan IndonesiaLady Lumantow3
6Fraksi Amanat Indonesia Raya
Hasan Suga3
Jumlah30
NomorKetuaWakil KetuaPeriodeKeterangan
1Laurensius SupitJulita Takalimangan
Jerry Lengkong
2014 – 2019[12]


Kecamatan[sunting | sunting sumber]

Kota Bitung terdiri dari 8 kecamatan dan 69 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 221.209 jiwa dengan luas wilayah 302,89 km² dan sebaran penduduk 730 jiwa/km².[13][14][15]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bitung, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
KecamatanJumlah
Kelurahan
Daftar
Desa/Kelurahan
71.72.04Aertembaga10
71.72.06Girian7
71.72.01Lembeh Selatan7
71.72.08Lembeh Utara10
71.72.02Madidir8
71.72.07Maesa8
71.72.05Matuari8
71.72.03Ranowulu11
TOTAL69
Wilayah Kota Bitung

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Etnis[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar penduduk Kota Bitung berasal dari suku Minahasa[pranala nonaktif permanen] dan suku Sangihesuku Gorontalo. Terdapat juga komunitas etnis Tionghoa yang besar di Bitung. Para pendatang yang berasal dari dan Halmahera, Makassar dan Bugis juga banyak ditemui di Bitung, di mana sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai pedagang. Ada juga pendatang dari tanah Maluku yang mengungsi dikota Bitung akibat bergolaknya kerusuhan di Halmahera.

Agama[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar penduduk Kota Bitung memeluk agama Kristen Protestan dengan persentase 59,87% (2020), yang umumnya berasal dari suku asli Sulawesi Utara, seperti suku Sangir, suku Minahasa, suku Talaud, dan lainnya. Kemudian, penduduk kota Bitung yang berasal dari suku Suku Bolaang MongondowJawaBugis dan Gorontalo, bnayak yang memeluk agama Islam, dan Islam dianut sekitar 36,48%. Kemudian agama Katolik dianut oleh 3,32% penduduk Kota Bitung, sementara agama Buddha 0,15% dan Konghucu 0,02% yang umumnya dianut oleh penduduk yang berasal dari etnis Tionghoa dan Hindu 0,12% dianut warga etnis Bali, serta kepercayaan lainya 0,04%.[3]

Bahasa[sunting | sunting sumber]

Bahasa yang sering digunakan oleh masyarakat Kota Bitung adalah bahasa Manado sebagai bahasa ibu dari sebagian besar penduduk Kota Bitung. Bahasa Sangihe juga sering digunakan oleh masyarakat suku Sangir yang ada di Kota Bitung.

Kebudayaan[sunting | sunting sumber]

Kebudayaan yang ada di Kota Bitung banyak dipengaruhi oleh budaya Sangihe dan Talaud[pranala nonaktif permanen], karena banyaknya penduduk yang berasal dari etnis Sangir. Contoh dari budaya Sangir dan Talaud yang ada di Bitung yaitu Masamper. Masamper merupakan gabungan antara nyanyian dan sedikit tarian yang berisi tentang nasihat, petuah, juga kata-kata pujian kepada Tuhan. Budaya Sangir lainnya yang bisa ditemui di Bitung yaitu TULUDE/Menulude. Tulude berasal dari kata Suhude yang berarti tolak. Maksud Acara Adat menulude ialah memuji Duata/Ruata (Tuhan), mengucap syukur atas perlindungan-Nya. Meski Kota Bitung yang merupakan tanah dari Suku Bangsa Minahasa sub etnik Tonsea, Kota Bitung dalam penerapan budaya dan adat sangat terbuka dengan budaya dan adat dari suku - suku pendatang lainnya.

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Objek Wisata[sunting | sunting sumber]

Objek wisata di Bitung, Sulawesi Utara:[16]

  • Air Hujan di Kel. Danowudu, Kecamatan Ranowulu, 9 Km dari Pusat Kota Bitung.
  • Air Perempuan dan Air Laki-Laki di Kel. Pinokalan, Kecamatan Ranowulu, 8 Km dari Pusat Kota Bitung
  • Airprang di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, 1 Jam Dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, dengan 396 anak tangga
  • Bakri Cono Marine di Kel. Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
  • Bastianus Diving Center Resort di Kel. Mawali, Lembeh Utara, ± 30 menit dengan Motor Boat Dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
  • Benteng Resort di Kel. Batuputih 2, Ranowulu, 24 Km dari Pusat Kota Bitung, Pantai Cottage, Diving dan Rekreasi
  • Dermaga Ruko Pateten di belakang Ruko Pateten yang digunakan penumpang yang mengunjungi sekitar Selat Lembeh.
  • Divers Lodge Lembeh di Kel.Paudean, Lembeh Selatan, ± 1 Jam dengan Motor Boat dDari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
  • Kelenteng Seng Bo Kiong di Jl. Kadoodan, berupa kelenteng Tao dengan ornamen khas kelenteng Cina yang indah.
  • Lembeh Marina Resort di Kel. Pintu Kota Bitung, ± 45 Menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
  • Lokasi Perang Dunia II di Kecamatan Madidir Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Bawah Laut (Kapal Karamnya).
  • Lokasi Perang Dunia II di Laut Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara Bitung, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Bawah Laut (Kapal Karamnya)
  • Millennium Bitung di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 7 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
  • Monumen Jepang di Kel. Manembo-Nembo Bawah, Kecamatan Matuari, 7 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Tugu Bersejarah
  • Monumen Jepang Winenet di Kel. Winenet, Aertembaga, 3 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Kuburan Tentara Jepang.
  • Monumen Trikora Mandala Sakti di Batu Lubang, tepian Pulau Lembeh, yang merupakan wisata sejarah.
  • Pantai Batuputih di Kel. Batu Putih 1, Kecamatan Ranowulu, 22 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
  • Pantai Langi di Kel. Waturirir Bitung, ± 1 Jam Dengan Motor Boat Dari Ruko Pateten, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
  • Pantai Tanjung Merah di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 9 Km Dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai Dan Rekreasi Keluarga.
  • Pelabuhan Bitung di Pelabuhan alam terbesar Sulawesi Utara yang disinggahi kapal antar pulau.
  • Sea View Resort di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 8 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga
  • Sulawesi Diving Quest di Kel.Waturirir Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
  • Sumber Air Panas Alam Rumesung di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, ± 2 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Sumber Air Panas
  • Taman Koleksi Satwa Naemundung di Kel. Aertembaga, Kecamatan Aertembaga, 5 Km dari Pusat Kota Bitung, Kebun Binatang
  • Taman Laut Batukapal di Kel. Lirang Bitung, ± 2 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Taman Laut.
  • Teluk Kasuari di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, ± 1,5 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga, Snorkling dan Diving.
  • Teluk Kungkungan di Kel. Tandurusa, Kecamatan Aertembaga, 7 Km dari Pusat Kota Bitung
  • Teluk Walenekoko di Kel. Pasir Panjang, Kecamatan Lembeh Selatan Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Danau Pantai
  • The Pier To Ferry di Kel.Pateten, Kecamatan Aertembaga, 2,5 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Jembatan Penyeberangan antar Pulau Kecil.
  • Two Fish Diving Center Mawali di Kel. Mawali, Kecamatan Lembeh Utara Bitung, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
  • Wisata Hutan Alam Bitung di Kel. Danowudu, Kecamatan Ranowulu, 10 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Hutan Wisata.

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Perekonomian Kota Bitung di dominasi oleh sektor pertanian dan perkebunan. Namun dalam perkembangannya sektor industri ternyata berkembang cukup pesat dan mencapai nilai tertinggi. Bertumbuhnya sektor industri sangat membantu perekonomian terutama dengan meluasnya kesempatan kerja. Bertambahnya perusahaan industri juga meningkatkan kesejahteraan penduduk terutama dengan terserapnya tenaga kerja sebanyak 21.755 orang, meningkat dari tahun sebelumnya yang daya serapnya mencapai 21.290 tenaga kerja. Begitu juga dari sisi kapital di mana peningkatan jumlah perusahaan ini diikuti pula dengan peningkatan nilai investasi menjadi 541,67 miliar rupiah atau meningkat 23,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada Tahun 2004 sektor angkutan dan komunikasi memberikan kontribusi paling besar dalam perekonomian di Kota Bitung. Industri di Kota bitung di dominasi oleh industri perikanangalangan kapal dan industri minyak kelapa. Disamping itu juga ada industri transportasi lautmakananbajaindustri menengah dan kecil.

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Darat[sunting | sunting sumber]

Sarana tranportasi darat yang ada di Kota Bitung adalah mikro sebagai angkutan kota dan bus sebagai angkutan antar kota, seperti bus trayek Bitung-Manado, Bitung-Tondano, Bitung-Gorontalo, Bitung-Tolitoli dan Bitung-Palu.

Laut[sunting | sunting sumber]

Sebagai kota pelabuhan, sarana transportasi di Kota Bitung cukup memadai. Sarana transportasi laut di Bitung menghubungkan daerah daratan dan Pulau LembehPelabuhan Bitung terdiri dari pelabuhan penumpang dan pelabuhan peti kemas. Adanya PT.Pelindo IV membuat kota Bitung lebih maju pesat perekonomiannya karena direncanakan akan dibuka sebagai Gerbang Timur Internasional. Pelabuhan Bitung merupakan satu-satunya pelabuhan di Sulawesi Utara. Serta disinggahi dan dilabuhi oleh kapal-kapal penumpang antar kota-kota besar di Indonesia dan Internasional.


0 comments: